Tindakan Korea Utara meluncurkan rudal balistik terbaru membuat tetangganya di selatan membutuhkan bantuan dari sekutunya Amerika Serikat (AS).
Apalagi, Kim Jong-un mengklaim senjata yang bisa diisi nuklir tersebut bisa menjangkau AS.
Untuk mengatasi ancaman itu, AS segera menerjunkan senjata termuktahirnya yang mampu mendeteksi dan mengatasi serangan rudal. Senjata tersebut bernama Terminal Wilayah Pertahanan Permukaan Tinggi (THAAD) dikirim ke Korea Selatan.
Rupanya pengiriman itu membuat China tidak senang. Negeri komunis ini merasa terancam dengan keberadaan alat pertahanan itu dan meminta AS agar membawanya kembali.
Tak hanya itu, China yang sebelumnya hanya diam, kini memilih bekerja sama dengan Barat dan sekutunya untuk mengatasi masalah rudal Korea Utara. Presiden Donald Trump sepakat atas usulan itu dan mengirimkan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson untuk bernegosiasi.
Kedua negara sepakat untuk menengahi masalah senjata Korea Utara, namun AS belum juga menarik THAAD tersebut dari Korsel. China juga setuju untuk menekan mitranya di semenanjung Korea agar bertindak sesuai dengan hukum internasional.
Seperti apa kecanggihan THAAD sampai membuat China kalang kabut?
Rudal pertahanan THAAD diajukan pada 1987. Baru lima tahun kemudian, Angkatan Darat AS memilih Martin Marietta, sekarang Lockheed Martin, sebagai kontraktor utama pembuatan kubah pertahanan itu. Uji coba baru dimulai pada April 1995 yang berakhir dengan sukses.
Tidak diketahui berapa dana yang harus dibayarkan untuk mendapatkan produk ini, namun yang pasti harganya sangat mahal. Rudal itu ditaruh dalam sebuah truk raksasa sehingga membuatnya mampu bergerak ke berbagai lokasi yang dianggap rawan.
Senjata ini memiliki berat 900 kg, panjang 6,17 meter dan diameter 34 cm. Jarak tembak dan jangkau rudal yang ditembakkan ini mampu mencapai lebih dari 200 km, dan melesat dengan kecepatan 8.24 Mach atau 2,8 km per detik.
Agar mampu mendeteksi rudal musuh, senjata ini menggunakan sistem, indium antimonide imaging infra-red seeker head. Alat ini diklaim mampu mendeteksi pergerakan benda yang sangat cepat di udara, lalu menggambarkan bentuknya dengan mudah.
Artinya pergerakan misil-misil dari China maupun Korea Utara juga dapat dideteksi dengan mudah. Yang membuat China dan Korut was-was juga karena rudal ini belum pernah diketahui sebelumnya. Sehebat apa atau apa kelemahannya, lalu bagaimana cara mengatasinya? Mereka tak punya indikasi sama sekali.
No comments:
Post a Comment