Friday, August 2, 2019

F/A-18E Super Hornet jatuh, pilot dikabarkan tewas

F/A-18E Super Hornet dari satuan Strike Fighter Squadron VF-151
Satu unit Pesawat Tempur F/A-18E Super Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat dikabarkan jatuh pada hari rabu dan menewaskan pilotnya.

Jet tempur tersebut jatuh saat sedang melakukan latihan rutin di Gurun California tepatnya dekat dengan area Naval Air Weapons Station China Lake milik Angkatan Udara AS.
Dalam peristiwa ini sebanyak 7 orang pengunjung terluka di Taman Nasional Death Valley dimana tempat tersebut sering digunakan untuk menyaksikan Pesawat Tempur melakukan aksi high-speed pass melewati jurang yang dijuluki Star Wars Canyon.

"Pesawat Tempur tersebut berasal dari Strike Fighter Squadron VF-151 yang berbasis di Naval Air Station Lemoore, California, melakukan latihan rutin "Vigilantes", dan jatuh disebelah timur Naval Air Station China Lake pada pukul 09.50 pagi waktu setempat", kata juru bicara Angkatan Laut AS Letnan Cmdr. Lydia Bock.
Dan sampai saat ini penyebab kecelakaan masih dalam proses penyelidikan.

Saat Raptor mengalami masalah pada kulit silumannya


Salah satu unit F-22 Raptor dari tim demo yang tampil pada event EAA Airventure air show 2019 di Oshkosh, Wisconsin menjadi sorotan lantaran satu unit F-22 Raptor sepertinya mengalami masalah pada bagian lapisan luar, tepat di area luar sekitar kokpit.



Seperti dalam foto, bagian tersebut nampaknya mengalami masalah korosi yang relatif ekstrim dan terlihat seperti ada lubang menganga pada area depan kokpit Raptor.

Majalah The Drive mengungkapkan bahwa faktor-faktor lingkungan ini bertanggung jawab atas sebagian besar situasi di mana bahan siluman mulai terkelupas dari lambung pesawat. Drive mengungkapkan bahwa pemeliharaan lapisan LO adalah salah satu hal yang membuat biaya operasional F-22 sangat mahal - sekitar $ 60.000 / 1 jam terbang.

Tidak hanya membutuhkan material mahal yang memungkinkan jet untuk menyerap sebagian besar gelombang radar dan tetap tidak terdeteksi, tapi juga banyak waktu untuk menerapkannya pada komponen F-22.

Selain itu, proses tersebut harus dilakukan dalam kondisi lingkungan tertentu, pada suhu dan tingkat kelembaban tertentu, agar berhasil, dan banyak pangkalan militer AS tidak memiliki kemewahan seperti itu. Tempat tertutup dengan atmosfir yang diatur sedemikian rupa membantu mengatasi masalah seperti ini, tetapi tidak semua pangkalan memiliki fasilitas seperti itu.

Hal ini menambah tingkat kemampuan misi yang relatif rendah dari Raptor, hanya sekitar 50% dari pesawat yang siap untuk melakukan sorti. The Drive mencatat bahwa beberapa F-22 sengaja dikeluarkan dari perawatan pelapisan LO biasa, yang biasanya terjadi saat bahan material penyerap radar ( RAM ) kondisinya mulai memburuk lebih dari 10%. Satu unit Raptor tersebut tidak memerlukan perlindungan radar karena hanya digunakan untuk sesi pelatihan pilot dan pertunjukan udara saja. Sisanya disimpan agar siap digunakan disetiap misi.

Sumber : The Drive

Akhirnya, Pentagon rilis video fenomena UFO

Cuplikan video yang menunjukkan benda terbang tak dikenal Washington - Departemen Pertahanan AS ( PENTAGON ) secara resmi telah merilis tig...