Tuesday, July 11, 2017

Mengenal Program Magic Carpet yang memudahkan mendaratkan pesawat pada kapal induk


Jika melihat tayangan jet tempur mendarat di kapal induk, hal itu terlihat mudah, tetapi sebenarnya sangat rumit. Saat hendak mendarat di kapal induk, seorang pilot pesawat tempur dapat membuat hingga 300 penyesuaian dengan tongkat dan throttle-nya dalam 18 detik terakhir sebelum pesawat menyentuh dek dan ditangkap tali pendarat.

Ini adalah salah satu pekerjaan paling berbahaya dan menegangkan di dunia, tetapi program revolusioner yang sederhana seperti upgrade software yang dikembangkan Angkatan Laut Amerika akan membawa banyak perubahan pada detik-detik terakhir misi jet tempur berbasis kapal induk.

Program ini dikenal sebagai Magic Carpet, bukan karpet ajaib, tetapi ini singkatan dari Maritime Augmented Guidance with Integrated Controls for Carrier Approach and Recovery Precision Enabling Technologies. Program Magic Carpet adalah menjadikan jet memiliki semacam modus pendaratan otomatis yang memandu lintasan pesawat ke geladak dan mengurangi penyesuaian panik saat pesawat keluar dari proses.
Hanya saja Magic Carpet tidak bisa digunakan pada F/A-18A-D Hornet karena sistem mekanik jet tidak akan menanggapi software yang dibangun. Magic Carpet akan digunakan pada F/A-18E/F Super Hornet dan EA-18G Growler.
Dengan, menambahkan upgrade ini tidak hanya bisa membuat pendaratan di kapal induk lebih aman, tetapi meningkatkan efisiensi untuk bisa sampai ke titik di mana pilot hanya membutuhkan waktu lebih sedikit untuk waktu pendaratan sehingga pilot bisa lebih fokus pada misi.

Hal ini juga akan digunakan pada F-35C Lightning II ketika pesawat generasi kelima ini tiba operasional di tahun 2019.
“Selama setahun depan, kita akan mulai melihat jenis pemeriksaan apa yang dapat kita tulis,” kata Manajer Program Hornet dan Growler Capt. David Kindley selama pengujian program kapal induk ini beberapa waktu lalu.
“Saya tahu ini benar-benar baik, dan saya pikir itu bisa menjadi sangat baik,” tambahnya sebagaimana dikutip Navy Times.

Untuk mendaratkan pesawat tempur pada kapal induk, pilot perlu mempertahankan glide slope 3 derajat, sementara tetap sejajar dengan kapal induk yang bergerak dan menjaga hidung jet di sudut yang tepat sehingga tidak terbanting ke dek.
Ini membutuhkan gerakan konstan kontrol mereka baik ke kiri dan kanan dengan tongkat untuk arah yang benar, bolak-balik untuk menempatkan hidung ke atas atau bawah, dan percepatan konstan dan deselerasi dengan throttle.



Tapi dengan Magic Carpet, program perangkat lunak kontrol penerbangan dikembangkan oleh para insinyur Angkatan Laut di-  Naval Air Systems Command, semua kontrol telah dipisahkan. Sekarang, Kindley mengatakan, jet akan menyesuaikan diri untuk tetap di jalur 3 derajat.
“Apa yang kita lakukan dengan Magic Carpet, dan itu sangat membingungkan untuk seorang penerbang  pada dasarnya, Anda mengambil tongkat dan mendorongnya maju sampai Anda berada di glide slope, dan kemudian membiarkan pergi. Yang sangat aneh dilakukan di pesawat terbang ,” kata dia. “Alih-alih membuat beberapa koreksi dengan throttle dan tongkat untuk membuat glide slope, saya hanya melakukan satu kali.”
Perangkat lunak ini masih dalam pengembangan dan tidak dijadwalkan untuk penggunaan operasional penuh sampai 2019, tetapi tahun ini, kindley berencana untuk menyerahkannya kepada sayap terbang Angkatan Laut untuk menentukan skuadron mana yang akan menguji teknologi ini.



Sumber : Jejak tapak

No comments:

Akhirnya, Pentagon rilis video fenomena UFO

Cuplikan video yang menunjukkan benda terbang tak dikenal Washington - Departemen Pertahanan AS ( PENTAGON ) secara resmi telah merilis tig...