Dalam lima tahun terakhir, pengujian lepas landas dan mendarat vertikal
(vertical takeoff and landing/STOVL) atau versi "B" dari pesawat tempur
baru Amerika F-35 menunjukkan bahwa mesinnya yaitu F135 adalah mesin
terkuat yang pernah digunakan untuk pesawat tempur.
Namun, panas yang dihasilkannya lebih besar pula dan akan merusak dek kapal induk.
Namun, panas yang dihasilkannya lebih besar pula dan akan merusak dek kapal induk.
Para ilmuwan F-35 sudah mencoba mengatasi masalah ini dengan mengatur
knalpot dari mesin F135 yaitu dengan menyebarkan panas yang
dihasilkannya (tidak berkumpul pada satu titik/tempat). Masalah dengan
dek kapal induk pun cukup teratasi namun tetap saja tidak menghilangkan
masalah panas pada komponen terkait di dek kapal induk. Agar tidak
mengalami kerusakan, komponen-komponen di bawah dek kapal induk harus
diberikan perlindungan yang lebih baik dari tingkat panas yang tinggi
yang dihasilkan mesin F135.
Masalah dasarnya adalah F-35B lebih besar, dengan ledakan (blast) mesin lebih besar pula ketimbang AV-8B Harrier, yang telah digunakan sejak tahun 1969. Versi pertama AV-8B digunakan terutama oleh Korps Marinir AS dan Angkatan Laut Kerajaan Inggris. AV-8B Harrier adalah pesawat 11 ton (7 ton saat lepas landas vertikal) khas kapal induk yang membawa setidaknya 2 ton senjata. Pada 1980-an, versi 14 ton yang lebih kuat dikembangkan, yang bisa membawa senjata hingga 3 ton. Versi 14 ton ini menghasilkan ledakan panas yang lebih tinggi, tetapi tidak menimbulkan masalah pada dek dan komponen bawah dek di kapal induk. F-35B, yang terlahir untuk menggantikan AV-8B, adalah pesawat 27 ton yang dapat membawa hingga 6 ton senjata dan berfitur siluman. F-35B yang merupakan versi lepas landas dan mendarat vertikal mampu membawa 2 kali lipat senjata dan jangkauan (800 km) dari AV-8B Harrier.
Tidak hanya di kapal induk, di darat F-35B juga menimbulkan masalah panas dengan PSP (Perforated Steel Planking / lembar baja berlubang) yang digunakan pada lapangan terbang instant. PSP bukanlah hal baru, tapi merupakan sebuah satu inovasi tua yang tetap digunakan hingga saat ini. PSP terdiri dari anyaman logam berlubang yang digunakan untuk membuat landasan jet tempur dan helikopter dengan cepat dalam semua cuaca dan kondisi.
Pada saat Perang Dunia II, logam berlubang seperti ini disebut dengan Marsden Mats yang terbuat dari paduan baja tahan karat. Lembaran/kepingan baja memiliki lubang di dalamnya (untuk drainase) dan slot agar mereka lebih mudah dihubungkan (disambungkan) secara bersamaan. Dalam waktu kurang dari dua hari, para teknisi bisa membangun sebuah lapangan terbang hingga panjangnya melebihi 1 kilometer (biasanya 1,3 kilometer) yang dapat digunakan oleh pesawat yang berbobot hingga 28 ton. Itu berarti pesawat pembom bermesin empat seperti B-17s dan B-24 (B-29 juga namun hanya saat berat kosong/bukan 30 ton) bisa mendarat di landasan instant tersebut.
Versi saat ini dari Marsden Mats yaitu PSP adalah panel logam dengan panjang tiga meter, lebar 38 cm, dan berat 20 kg masing-masing. PSP bisa digunakan untuk pesawat yang berbeban berat namun bukan pembom seperti B-1/2/52. Sejak dibuat, PSP tidak mengalami kendala yang berarti dalam menangani lepas landas atau mendaratnya sebuah pesawat, namun karena hadirnya F-35B, masalah pun muncul. Sama seperti yang disebutkan diatas, masalah terletak pada panas yang dihasilkan mesin F-35 yaitu F135. PSP akan rusak bila digunakan untuk pendaratan dan lepas landas F-35B. Namun, pengaturan dari knalpot F-35B setidaknya akan melindungi PSP dari kerusakan yang serius.
No comments:
Post a Comment