Gambar-gambar dalam artikel ini adalah gambar dari pesawat tempur siluman F-35B yang diuji coba pada cuaca ekstrem. Uji coba ini untuk melihat daya tahan F-35B salah satunya terhadap cuaca panas dan dingin yang ekstrem, agar
nantinya siap dioperasikan di seluruh dunia.
F-35B adalah salah satu varian F-35 khusus untuk Korps Marinir AS yang
berkemampuan Short Take Off Vertical Landing (STOVL) atau lepas landas
pendek dan mendarat secara vertikal.
Menurut informasi yang dirilis oleh Lockheed Martin, produsen, uji coba pada pesawat seharga USD 251 juta (sekitar Rp 3,2 triliun) ini dilakukan di fasilitas pengujian di McKinley Climatic Laboratory yang berlokasi di Pangkalan Angkatan Udara Eglin, Florida.
Menurut informasi yang dirilis oleh Lockheed Martin, produsen, uji coba pada pesawat seharga USD 251 juta (sekitar Rp 3,2 triliun) ini dilakukan di fasilitas pengujian di McKinley Climatic Laboratory yang berlokasi di Pangkalan Angkatan Udara Eglin, Florida.
Pengujian ini ditujukan untuk memvalidasi daya tahan F-35B ketika beroperasi dalam kondisi cuaca yang ekstrem di seluruh dunia, mulai dari cuaca dingin seperti di Kutub, hingga cuaca panas seperti di padang pasir.
Uji coba ini tidak dilakukan dalam
masa yang singkat, melainkan berbulan-bulan. Diketahui, pesawat ini
telah memulai uji coba pada September 2014 dan kemungkinan baru akan
selesai pada Maret 2015. Pengujian-pengujian tersebut meliputi pengujian
terhadap angin, radiasi matahari, kabut, kelembaban, hujan, hujan
salju, efek lapisan es pada pesawat, dan segala bentuk kondisi cuaca di
dunia.
Menurut pilot uji coba Billie Flynn, pesawat ini telah dipanaskan hingga suhu 120°F (48,8°C) dan didinginkan hingga suhu 40°F (4,4°C), dan sejauh ini F-35B tidak mengalami masalah.
No comments:
Post a Comment