Sukhoi Su-47 Berkut (bahasa Rusia: Су-47 Беркут - Elang Emas) (Kode NATO: Firkin), juga dirancang sebagai S-32 dan S-37 (jangan dibingungkan dengan pesawat kanard delta bermesin tunggal[1] yang diselesaikan oleh Sukhoi pada awal dasawarsa 1990-an di bawah rancangan Sukhoi Su-37) selama pengembangan
awal, merupakan pesawat tempur supersonik yang dikembangkan oleh Sukhoi. Fitur pembeda pesawat ini adalah sayap penyapu depan, serupa dengan LL-3 milik Tsybin.[2], yang memberikan pesawat ini kelincahan yang menakjubkan. Dan pada saat produksi jenis ini tidak diujudkan, satu-satunya pesawat yang diproduksi digunakan sebagai purwarupa peraga teknologi untuk sejumlah teknologi canggih yang kemudian digunakan di dalam pesawat tempur generasi 4.5 Sukhoi Su-35 dan purwarupa pesawat tempur terkini Rusia generasi ke-5 Sukhoi PAK FA.
S-37 mempunyai sayap tertekuk ke depan, yang menjanjikan keunggulan di bidang aerodinamis pada kecepatan subsonic dan pada sudut tinggi (high angles of) serangan. Sayap yang tertekuk ke depan ini memungkinkan bertambahnya jarak dan manuverabilitas pada altitude yang tinggi. Pesawat ini mempunyai canard besar yang terpasang di samping saluran udara, dekat dengan ujung depan sayap. Penstabil vertikal dipasang di sebelah luar (sedikit di luar, bukan di dalam seperti dugaan sebelumnya), dan dua buah pintu saluran udara tambahan besar yang terlihat di bagian tengah badan pesawat. Sampa saat ini, belum jelas jenis mesin apa yang dipakai dalam pesawat ini. Dugaan saat ini ada dua mesin yang mungkin dipakai, pertama adalah turbojet D-30F6 yang pada umumnya dipakai pada MiG-31M, sedang yang ke dua (yang digunakan pada prototype kedua) adalah turbojet Ljulka AL-37FU dengan "thrust vectoring". S-m7 adalah sebuah program eksperimental untuk mengembangkan teknologi pesawat generasi kelima, dan semua keputusan pada produksi serial untuk pesawat ini berada di tangan Menteri Pertahanan di masa yang akan datang.
Pengembangan
Mulanya dikenali sebagai S-37, Sukhoi merancang-ulang pesawat percobaan canggihnya sebagai Su-47 pada tahun 2002. Secara resmi dijuluki Berkut (Elang Emas), Su-47 mulanya dibuat sebagai pesawat uji coba utama Russia untuk bahan-bahan komposit dan sistem kendali fly-by-wire yang mutakhir.
TsAGI telah lama menyadari keunggulan sayap penyapu depan, dengan penelitian yang menyertakan pengembangan Tsibin LL dan pengkajian Junkers Ju 287 yang berhasil ditangkap pada dasawarsa 1940-an. Sayap penyapu depan menghasilkan koefisien angkat maksimum yang lebih besar, momen lentur yang lebih kecil, dan delayed stall jika dibandingkan dengan bentuk sayap yang lebih tradisional. Ketika serangan bersudut besar dilakukan, ujung-ujung sayap yang tidak tergerai memungkinkan pesawat menahan kemudi guling. Sebaliknya, sapuan ke depan secara geometris menghasilkan sudut datang sayap bagian luar yang lebih besar ketika sayap menekuk di bawah muatan. Hasilnya adalah daya angkat menjadi lebih besar, daya muat lebih massif, sudut datang lebih besar, dan seterusnya. Sayap akan cenderung mengalami kegagalan secara struktural pada laju rendah dibandingkan sayap lurus atau sayap buritan. Kelemahan sayap penyapu depan ini diatasi dengan menjadikannya memuntir ke arah bawah karena mereka (sayap lurus dan sayap buritan) menekuk ke atas. Bagian ini terbuat dari bahan komposit seperti pada S-37, tetapi dapat juga diganti oleh bahan konvensional.
Projek ini diluncurkan pada 1983 sebagai pesanan dari Angkatan Udara Uni Soviet. Tetapi ketika Uni Soviet bubar, pendanaan menjadi terhenti dan pengembangan pesawat ini hanya berlanjut dengan swadana Sukhoi. Seperti saingan setaranya asal Amerika Serikat, Grumman X-29, Su-47 pada dasarnya merupakan peraga teknologi untuk pesawat tempur Rusia masa depan. Tetapi, Sukhoi kini berupaya memasarkan Su-47 kepada militer Rusia dan konsumen luar negeri sebagai wujud dari hak aslinya.
Rancangan
Su-47 memiliki ukuran yang sama dengan pesawat tempur Sukhoi sebelumnya, seperti Su-35. Untuk mengurangi biaya pengembangan, Su-47 meminjam badan pesawat bagian depan, ekor tegak, dan persneling pendaratan Sukhoi Su-27. Meskipun demikian, pesawat ini menyertakan fitur pengenal radar yang diturunkan dayanya (termasuk bahan pencerap radar), lekukan senjata bagian dalam, dan ruang diatur lebih ke samping untuk radar yang lebih canggih. Meskipun secara konseptual seluruhnya serupa dengan pesawat penelitian Grumman X-29 asal Amerika Serikat dari dasawarsa 1980-an, Su-47 berukuran dua kali lipatnya dan lebih mendekati pesawat tempur sebenarnya dibandingkan dengan rancangan Amerika Serikat.
Untuk mengatasi masalah pemuntiran sayap, Su-47 menggunakan bahan komposit yang disesuaikan secara saksama untuk menahan pemuntiran sambil mengizinkan sayap menekuk untuk memperbaiki perilaku aerodinamik. Karena bentang sayapnya relatif lebar, Su-47 diperlengkapi dengan sayap yang dapat melipat untuk menyesuaikan diri dengan hanggar dalam Rusia.
Seperti pendahulunya, Su-37, Su-47 memiliki tampilan tripel-tandem, dengan kanard di depan sayap dan ekor pesawat. Menariknya, Su-47 memiliki dua tiang-ekor yang panjangnya tidak sama di luar moncong pembuangan. Tiang yang lebih pendek, di sisi kiri, menjadi tempat bagi radar yang mengarah ke belakang, sedangkan tiang yang lebih panjang menjadi tempat bagi parasut rem.
Kemampuan manuver
Su-47 memiliki kelincahan yang sangat baik pada laju yang lebih kecil daripada laju suara, memungkinkan pesawat ini mengubah-ubah sudut sergapnya dan juga lintasan terbangnya secara cepat sambil mempertahankan kemampuan bermanuvernya pada penerbangan supersonik. Su-47 memiliki laju tertinggi pada Mach 1,6 di ketinggian dan juga berkemampuan 9g
Spesifikasi (Su-47)
Ciri-ciri umum
- Kru: 1
- Panjang: 22.6 m (74 ft 2 in)
- Rentang sayap: 15.16 m to 16.7 m (49 ft 9 in to 54 ft 9 in)
- Tinggi: 6.3 m (20 ft 8 in)
- Luas sayap: 61.87 m² (666 ft²)
- Berat kosong: 16,375 kg (36,100 lbs)
- Berat isi: 25,000 kg (55,115 lb)
- Berat maksimum saat lepas landas: 35,000 kg (77,162 lbs)
- Mesin: 2 × Lyulka AL-37FU(planned) Flying prototypes used 2 Aviadvigatel D-30F6 afterburning, thrust-vectoring (in PFU modification) turbofans with digital control
- Dorongan kering: 83.4 kN (18,700 lbf) masing-masing
- Dorongan dengan pembakar lanjut: 142.2 kN (32,000 lbf) masing-masing
- Thrust vectoring: ±20° at 30° per second in pitch and yaw
- Laju maksimum: Mach 1.6 (Achieved in test flights [1]) (1,717 km/h, 1,066 mph), projected 2710 km/h
* At sea level: Mach 1.14 (1,400 km/h, 870 mph[2]) - Laju jelajah: projected 1,800 km/h on dry thrust, 2650 km/h on full thrust
- Jangkauan: 3,300 km (2,050 mi)
- Langit-langit batas: 18,000 m (59,050 ft)
- Laju tanjak: 233 m/s (46,200 ft/min)
- Beban sayap: 360 kg/m² (79.4 lb/ft²)
- Dorongan/berat: 1.16 (loaded) / 1.77 (empty)
Number of hardpoints: 14: 2 wingtip, 6-8 under wing, 6-4 conformal under fuselage
- Guns: 1 × 30 mm GSh-30-1 cannon with 150 rounds
- Missiles: 14 hardpoints (2 wingtip, 6-8 underwing, 4-6 conformal under the fuselage)
No comments:
Post a Comment